Sharing renungan 💝✝️❤️ BHSF 1053 – 1055
❇️ Ayat BHSF yang berkesan 🌟
📖😇 *BHSF 1053. _*(A) 25 Maret 1937. Kamis Putih.
Dalam misa Kudus, aku melihat Tuhan yang berkata kepadaku, “SANDARKANLAH KEPALAMU PADA DADA-KU DAN BERISTIRAHATLAH.” Tuhan mendekapkan aku kepada Hati-Nya dan berkata, “AKU AKAN MEMBERI MU SEBAGIAN KECIL DARI SENGSARA-KU, TETAPI JANGAN TAKUT, BERANILAH; JANGAN MENCARI KERINGANAN, TETAPI TERIMALAH SEGALA SESUATU DENGAN PENYERAHAN KEPADA KEHENDAK-KU .” (1053) *_
📖😇 BHSF 1054 bagian E : _* (E) Tidak ada kekuatan fisikku yang masih tinggal; penderitaan telah merenggut kekuatanku sama sekali.Sepanjang seluruh waktu itu, aku seolah-olah pingsan. Setiap denyut jantung Yesus berdenyut di dalam jantungku dan menembus jiwaku. Kalau siksaan-siksaan ini hanya terjadi pada diriku,aku pasti tidak terlalu menderita; tetapi ketika aku memandang Dia yang sangat dicintai oleh hatiku dengan segenap kekuatannya; ketika aku melihat Ia menderita dan aku tidak dapat meringankan penderitaannya, hatiku hanyut dalam cinta dan kepedihan. (1054)
❇️ Relevan KS:
📘 Yesaya 40 : 29 : Dia memberi kekuatan kepada yang lelah, dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya
📘✝️ Ibrani 4 : 16 : Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima Rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
❇😇 Relevan BHSF: 🌟
😇 BHSF 945 : Pada petang hari, Tuhan berkata kepadaku, “Anak-Ku, beristirahatlah dalam hati-Ku;Aku melihat bahwa engkau telah bekerja keras di kebun anggur-Ku.Dan jiwaku pun dibanjiri dengan sukacita ilahi.
😇 BHSF 151 : Yesus memandangku dengan mesra dan berkata, “Putri-Ku,jangan takut akan penderitaan; Aku menyertaimu.
❇️ Sharing Renungan 🤔
Faustina membuktikan cintanya kepada Yesus dengan berani menderita demi keselamatan jiwa-jiwa. Yesus pun sangat senang dengan kesediaan diri dan ketaatan Faustina. Yesus selalu menghibur dan meyakinkan Faustina untuk tetap berani menderita, untuk tidak mencari keringanan dan kelegaan sementara tapi penyerahan diri kepada kehendak Bapa.Dengan kepercayaan yang besar akan Sabda Yesus dan percaya akan kasih kerahiman-Nya, Faustina menetapkan hati, tidak akan menukarkan kemartiran ini dengan segala kenikmatan dunia.Memang tidak mudah menanggung kesengsaraan, kelemahan, kelelahan, ketidakberdayaan, keterbatasan. Namun iman Faustina yang sungguh-sungguh percaya , berharap dan mengandalkan kuasa Allah sendiri menopangnya.Hatinya hanyut dalam cinta dan kepedihan, saat jiwanya merasakan tidak mampu untuk meringankan penderitaan Tuhan Yesus.
Merenung BHSF 1053 -1054 ini, saya merasa derita Faustina seperti derita dan dukacita Bunda Maria yang menyaksikan dan mengalami jalan Salib, sengsara Yesus Kristus sampai di Kalvari. Hanya cinta dan kesatuan hati dengan Sang Putra, yang membuat Bunda Maria berdiri tegak sampai akhir.Hanya hati yang penuh iman dan penyerahan diri kepada kehendak Ilahi yang membuat segalanya dapat ditanggung.Bagiku, Faustina mengikuti jejak kemartiran Bunda Maria di bawah salib. Hanyut dalam cinta dan kepedihan namun tetap tegak bertahan sampai akhir.
Merenung ini saya juga ingat, betapa saat ini banyak dari kita hanyut dalam cinta dan kepedihan mendalam. Kita menyaksikan dan mengalami orang-orang yang kita kasihi menderita tetapi kita tak berdaya untuk menolong meringankan penderitaan mereka, terutama yang terpapar virus corona yang sejenak harus terpisah dari kita.Pada saat mereka paling membutuhkan dan kita tahu kita mampu melakukan, namun terhalang, bahkan ada yang sampai kehilangan orang yang dikasihi, kepedihan dan cinta berpadu dalam penyerahan diri.
Bagiku, inilah kemartiran sejati, tetap belajar menerima realita derita batin sembari menerima segala sesuatu dan menyerahkannya kepada kehendak Ilahi. Sungguh, tidak mudah, namun harus tetap menerima apapun resikonya. Perlahan namun pasti, ada getaran pesona kasih Ilahi yang dialami dalam jiwa sesaat setelah semua berlalu seiring waktu dan berakhir dengan berserah diri.Sekali lagi saya belajar percaya, berharap, berserah dan mengandalkan Allah. Terpujilah Allah dan kemahakuasaan kerahiman-Nya yang tak terbatas.
❇️ Refleksi 🤔
❣️Apakah saya lebih memilih berani menderita atau mencari keringanan dan kelegaan?
❣️Bagaimana caraku mengatasi pergumulan penderitaan dalam masa pamdemi ini??
❣️Apa yang bisa kulakukan untuk meringankan penderitaan sesamaku yang terpapar covid 19?
❇️ Doa👋 : Ya Tuhanku dan Allahku, aku mengandalkan Engkau, kini dan selamanya
( ✍️ Sr. Hedwilda Martine, KKS dalam wag Divine Mercy)
Recent Comments