Allah yang murah hati menganugerahkan bakat dan banyak karunia kepada Bouma, baik budi maupun  hati. Semua itu dipergunakan sepenuhnya demi misi. Karyanya di antara para kuli tambang Thionghoa yang selalu berpindah-pindah, cukup berat dan meminta banyak pengorbanan. Menurut  ukuran manusia, karya seperti itu tidak menarik. Karena tidak memperlihatkan hasil  dalam waktu singkat.  Sebagaimana umumnya, manusia memiliki kecenderungan untuk melihat hasil usaha dan kerjanya yang memberikan kepuasan batin. Hasil usaha atau kerja yang dapat dilihat secara langsung sering kali menjadi  dorongan atau motivasi bagi seseorang untuk  terus berusaha dan berjuang. Namun, pada masa itu, Bouma tidak mengalami yang demikian.  Bouma berani bertindak, walaupun sadar bahwa usaha misi ini tidak membawa hasil yang tampak dalam waktu yang singkat.

Tentang hal ini tidaklah mengherankan, jika pendahulu Bouma, yakni Mgr. Herckenrath mohon diberhentikan sebagai Prefek Apostolik Bangka-Billiton. Ia lebih memilih  kembali ke Hawai, tempat misinya sebelumnya yang selama 10 tahun digelutinya. Mengapa? Sebab  Mgr Herkenrath kecewa karena misi di Bangka  tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Tuhan menghadirkan Bouma, yang memiliki mental yang lebih kuat dan seimbang memimpin tanah misi Bangka Billiton. Bouma tampaknya lebih coock untuk mengatasi problem-problem karya misi di Bangka-Billiton.

Kepemimpinan Bouma ditandai oleh cara yang bijaksana dan keberanian bertindak. Bouma sudah tahu bahwa hasilnya tidak akan diperoleh dalam waktu singkat, tetapi masih jauh di tahun-tahun mendatang. Dari mana  sumber keberaniannya untuk bertindak di tengah realita yang serba sulit? Dari keyakinan imannya yang teguh bahwa Allah turut serta melakukan segalanya. Dari kecintaannya terhadap misi dan  kesadarannya sejak masa muda, bahwa misi membutuhkan banyak pengorbanan dalam segala aspeknya.

Bouma telah lama  menyadari bahwa  harus selalu memiliki keberanian untuk memulai. Misi tidak menunggu waktu atau menanti situasi yang baik, sebab Kabar Gembira harus tetap diwartakan dalam segala waktu dan kesempatan. Misi tidak memberi kesempatan  untuk terlalu lama berdiskusi, berargumentasi atau meratapi nasib. Misi merupakan suatu gerakan pewartaan Kabar Gembira saat ini dan di sini.Misi dapat melakukan dengan segala cara , untuk segala jenis orang dan usia. Maka bagi Bouma, dalam bermisi, bukan  soal hasil yang dapat dilihat dengan mata, namun suatu tindakan nyata penuh keberanian sesuai situasi, keadaan dan  kebutuhan.Tentu saja Roh Kudus mendorongnya untuk melakukan apa yang dikehendaki Allah.

Bouma bertindak untuk mengatasi keadaan dan situasi sulit. Bouma berani bertindak untuk menjawab kebutuhan. Kita dapat mengenang sejenak apa saja beberapa tindakan penuh keberanian yang dilakukan Bouma yang di satu pihak mendapatkan dukungan dan di pihak lain kurang mendapatkan dukungan. Pada masa awal kepemimpinnanya Bouma memindahkan pusat misi dari Sambong ke Pangkalpinang. Pembangunan gedung  dilakukan dengan giat di seluruh wilayah prefektur, studi bahasa China yang menjadi program wajib bagi para misionaris, bahkan sampai dikirim ke China.Pada saat-saat genting sebelum ditawan, Bouma mengangkat pastor Boen sebagai proprefek. Luar biasa. Tindakan-tindakan penuh keberanian ini semata-mata demi kepentingan misi.

Bouma berani bertindak dengan suatu keyakinan bahwa suatu waktu meski masih sangat lama, pasti akan ada hasilnya. Hal ini diungkapkan Bouma pada tahun 1929 yang semacam “nubuat”. “Pertobatan adalah karya yang sangat lama di sini.” Juga sebuah ungkapan lain yang terkenal : “ Panen akan siap pakai saat kita mati atau aus”. Dalam hal ini Bouma sadar, bahwa hasil bukanlah tujuan utama dalam bermisi. Bahkan sampai akhir hayat, tidak dapat melihat hasil usaha.  Dan benar adanya, setelah 75 tahun wafatnya, dapatlah dialami  sepanjang  waktu sejak saat itu sampai tahun pada tahun 2020 ini, perlahan-lahan namun pasti, selalu ada hasil dari segala usaha yang sejak awal mula dirintis dengan penuh kesukaran di masa lalu. Dan Bouma memandangnyanya dari surga.

Apa rahasia keberaniannya bertindak dalam segala hal untuk karya misi? Bolehlah kita meyakini  pertama-tama bahwa Bouma memiliki iman yang besar kepada Allah. Inilah karunia iman dari Allah yang ditanggapinya dengan hati yang berkobar-kobar. Bouma tentu mendengarkan bisikan Roh Kudus dan merelakan diri untuk bekerja sama dengan rahmat Allah.

Kedua, Bouma memang memiliki kecerdasan yang istimewa sehingga mampu mempertimbangkan dengan akal budi apa saja yang dapat dilakukan dengan bijaksana dan tepat. Bouma memiliki pemahaman yang benar tentang misi. Bahwa tujuan misi adalah semuanya untuk Allah. Bukan untuk kepuasan diri dan penghargaan akan karya-karyanya.

Ketiga, Bouma memiliki mental yang kuat dan teguh, yang menopangnnya dalam bertindak, sehingga tidak terombang-ambing dalam angin keragu-raguan karena desas-desus sana-sini. Apa yang dipertimbangkan dan diyakini sebagai suatu yang benar dan tepat demi keselamatan dan misi, Bouma tidak tanggung-tanggung dan bertindak meskipun tidak disukai. Hal ini sangat nyata dalam problem tentang studi bahasa China yang tidak disukai oleh beberapa misionarisnya.Namun, Bouma tetap bertindak dan jalan terus dengan program tersebut. Bouma memiliki prinsip yang teguh, keyaknan diri yang besar yang membuatnya bertanggung jawab atas segala tindakannya.

Keempat, Bouma memiliki hati yang penuh cinta yang berkobar-kobar kepada Allah dan Yesus Sang Misionaris Ilahi. Cinta itu mampu menerobos segala batas kekuatiran, keraguan dan perhitungan manusiawi. Cinta itu menembus,  menghanguskan batas pesimisme dan membakar semangat optimis yang besar dalam dirinya.Dengan demikian tidaklah mengherankan bahwa Bouma tidak terlalu mempedulikan hasil, namun usaha nyata, yang kelak pasti memberikan hasilnya. Ibaratnya, Bouma membuka lahan di hutan luas. Tidak ada hasil yang diperoleh dari membuka lahan baru Tapi, di tempat yang sama, Bouma meyakini bahwa akan ada orang lain yang menanam di atas lahan tersebut dan akan menghasilkan buah di suatu waktu. Bukan dirinya yang menanam atau menikmati  hasilnya tetapi orang lain pada masa yang tepat sebagaimana ditentukan Allah.

Bouma meyakini bahwa setiap orang dianugerahi  pemberian menurut ukuran Kristus, dan dibaktikan untuk misi agar nama Allah semakn dikenal dan dimuliakan. Bouma juga meyakini bahwa bagi dirinya, inilah perutusan Allah baginya. Sama seperti setiap orang yang lain, dipanggil dan diutus untuk melakukan sesuatu bagi Allah sesuai dengan kehendak Allah baginya. Bouma berani bertindak dan menikmati penuh syukur apa yang dapat dilakukannya bagi misi. Dan inilah wujud  cinta kasih Bouma bagi Allah dan umat Allah. Bouma berani bertindak karena cinta. Sebab cinta tak memperhitungkan apapun, meskipun rugi atau bahkan nyawa yang menjadi taruhannya.

Keberanian  bertindak sebagai khazanah  Bouma, menjadi sangat relevan bagi Putri-putri terkasihnya di tanah misi. Hanya dengan memiliki cukup bekal seperti  Bouma yakni iman yang teguh, terang akal budi yang cukup, mental yang kuat dan seimbang, serta hati yang penuh cinta yang berkobar kepada Allah, akan memampukan kita untuk berani bertindak dalam segala situasi. *hm