Sejak awal tiba di Bangka, Bouma telah melihat banyak hal. Apa yang mungkin sebelumnya hanya dari mendengar kisah para misionaris atau dari berita-berita interen Kongregasi, kini Bouma melihat dengan mata kepala dan mata hatinya, situasi real di Bangka Belitung, dari misi Kongregasi SSCC pada waktu itu. Apa yang dilihat Bouma? Bouma melihat semuanya. Melihat betapa banyaknya pulau-pulau bagaikan lada dalam gantang. Melihat orang-orang dengan adat istiadat dan budayanya.  Bouma melihat bangunan-bangunan. Bouma juga melihat deretan makam-makam ribuan orang katolik di masa lalu ( 1830 – 1880). Bouma juga melihat kebun-kebun karet yang luas dan lahan-lahan yang masih kosong. Bouma melihat pekerja-pekerja kuli tambang timah yang bekerja sangat keras.

Melihat dan menyaksikan sendiri situasi, keadaan, Bouma tahu dalam hatinya apa yang harus dilakukan. Bouma telah banyak melihat dalam seluruh perjalanan pastoral  mengelilingi prefekturnya, setelah diangkat menjadi Prefek. Maksud perjalanan itu adalah melihat situasi misi di tempat. Berdasarkan data-data yang dikumpulkannya pada perjalanan ini, Bouma merencanakan suatu rencana kerja terutama untuk suku bangsa China. ( Buku MVB hal 25 al.3). Melihat, menyaksikan sendiri, menambah wawasan tentang situasi real di tanah misi. Bouma tahu apa yang harus dilakukan, dari mana harus di mulai, ke mana harus melangkah dan apa yang paling diperlukan.

Pengalaman melihat, menyaksikan, mengalami sendiri, mengetahui lebih banyak dan lebih detail situasi konkret tanah misi, meningkatkan gelora kepedulian Bouma akan tanah misi Bangka Belitung ini. Bouma yang sejak masa muda dangat mencintai karya misi, menemukan tempat yang tepat untuk merealisasikan harapan besar dan cinta yang berkobar dalam hatinya. Peduli terhadap tanah misi ini, yang sedang  menantikan uluran tangan untuk membantunya bangkit untuk masa depan yang lebih baik. Bouma sungguh peduli terhadap suku bangsa China, para kuli tambang. Bouma peduli pada keluarga-keluarga, pada anak-anak dan kaum perempuan. Bouma peduli pada kesehatan dan kesejahteraan mereka.Peduli pada pendidikan dan masa depan keluarga-keluarga suku bangsa China. Bouma peduli pada para seminaris dan misionarisnya. Bouma peduli pada gedung-gedung yang belum layak. Bouma peduli pada iman umatnya.Bouma peduli pada pertumbuhan dan perkembangna Gereja di tanah misi.

Hari ini, putri-putri Bouma, telah melihat dan menyaksikan banyak hal di sekitar kita. Juga tahu apa yang harus dilakukan. Kiranya semangat kasih kepedulian Bouma terhadap situasi konkret di tengah-tengah keluarga, menumbuhkembangkan semangat kasih dan kepedulian putri-putrinya  untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga-keluarga. Sesungguhnya, bagi Bouma, satu jiwa, satu keluarga sangat berharga di hatinya. Semoga setiap orang, setiap jiwa, setiap keluarga  menjadi semakin berharga di mata dan hati kita.*hm