Sejak awal rencana pendirian Kongregasi oleh Mgr.Vitus Bouma SSCC dan sejak berdinya Pia Unio Keluarga Suci tanggal 13 Januari 1937 di Belinyu, sampai pada pendiriannya secara kanonik 19 Maret 1960 dan dalam seluruh perziarahan hidup kongregasi, dokumen-dokumen sejarah kita, memuat secara jelas makna “KEBERADAAN, KEHADIRAN, PERAN DAN PENGARUH KELUARGA SUCI YANG SANGAT SENTRAL DALAM KEHIDUPAN KITA”. Saya merenungkan peran kehadiran KKYMY dalam hidup kita dan membagikannya bagi kita sbb :
- Keluarga Suci Yesus, Maria Yosef menjadi teladan dalam hidup kita, dalam usaha dan perjuangan menuju kesempurnaan hidup. ( 7 Regula Pia Unio Keluarga Suci :” Para anggota harus menjadi sempurna, artinya kudus dengan menghayati keutamaan-keutamaan, Yesus, maria dan Yosef menjadi teladan utama dalam hidup keluarga mereka, terutama keutamaan kemiskinan, kemurnian dan ketaatan( #lihat buku Sejarah singkat hal.23).
- Semangat Keluarga Suci menjadi semangat hidup kita di dunia ini.( Konst.KKS 1962 art.4.a.:” pada segala perbuatannya, baik di dalam maupun di luar klausura, suster-suster berusaha hidup dengan semangat iman-kepercayaan, kesederhanaan dan cinta kasih yang sejati menurut teladan Keluarga Suci di dunia ini. ( #lihat I (1962) hal.10)
- Suster-suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang, sebagai hamba Tuhan yang siap sedia menjadi “TAMPILAN KELUARGA KUDUS NASARET” yang berbagi dengan orang yang menderita. (lihat KKS hal.4 alinea 1, hal.5 al.2)“Para suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang, dianugerahi Allah menjadi “TAMPILAN –KELUARGA –KUDUS-NASARET-“
- Hendaknya kita mampu menampakkan “ KEHADIRAN YANG ILAHI DALAM HIDUP MANUSIA” ( #Direk.hl.6,no.4 al.2) “kita sebagai “tampilan Keluarga Kudus, dalam masyarakat juga mengalami banyak penolakan,tantangan,kesulitan,penderitaan dalam pelayanan, perbuatan kasih karena nilai-nilai kerajaan Allah yang kita perjuangkan. Dalam semua peristiwa yang kita alami, hendaknya kita mampu menampakkan “kehadiran yang Ilahi dalam hidup manusia).#
Dokumen-dokumen tersebut menunjukkan kepada kita, bagaimana seharusnya setiap Suster KKS menghayati hidup religiusnya sehari-hari. Pada dasarnya menunjuk pada satu hal yang pokok, sama dan terutama yakni “hendaknya kita hidup sebagaimana ( dulu) Keluarga Kudus hidup di Nasaret.
Apa arti “hendaknya kita hidup sebagaimana Keluarga Kudus hidup? Artinya adalah bahwa “ Setiap suster KKS, saya dan Anda” MENJADI TAMPILAN KELUARGA KUDUS NASARET yang benar-benar hidup di dunia ini. Hari demi hari, waktu demi waktu , dalam segala hal, hendaknya semakin menyerupai Keluarga Kudus Nasaret, dalam berpikir, bertutur kata, dalam berdoa, dalam bekerja, merasul, dalam pergaulan dengan orang lain, dalam menghayati hidup menggereja, dalam memasyarakat. Singkatnya, dalam segala hal, seluruh arah atau kiblat hidup kita “kita melihat, memandang, kepada Keluarga Kudus”.
Hal ini mengandung makna sebagaimana yang terungkap secara jelas dalam Direktorium KKS hal 2 – 6 tentang karisma dan spiritualitas Kongregasi , yang merupakan penjelasan rinci dari spiritualitas (6 butir) dan karisma yang tertera dalam Konstitusi kita.
Kita menjadi “Tampilan Keluarga Kudus dalam hal iman, doa, kesederhanaan, ketaatan, kesiapsediaan melayani dan penderitaan.”
“Suster-suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang, sebagai hamba Tuhan yang siap sedia menjadi “Tampilan Keluarga Kudus Nasaret” berbagi dengan orang yang menderita.Sebagaimana Bunda Maria dan Santo Yosef menjadi hamba yang taat, penuh iman, harapan dan kasih, melaksanakan kehendak Allah yang mau menyelamatkan mereka yang susah dan menderita, bersedia berjalan bersama Yesus, baik dalam derita salib, kematian dan kemuliaan kebangkitan” ( Direkt.hal.5 alinea 2).
“ Sebagaimana Keluarga Kudus yang tampil di tengah masyarakat telah berusaha mewartakan dan memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah. Mereka mengalami kesulitan, penolakan, tantangan, pendertiaan sampai di kayu salib. Kita sebagai “Tampilan Keluarga Kudus” dalam masyarakat, juga mengalami banyak penolakan, tantangan, kesulitan penderitaan dalam pelayanan, perbuatan kasih karena nilai-nilai kerajaan Allah yang kita perjuangkan. Dalam semua peristiwa yang kita alami, hendaknya kita mampu menampakkan “kehadiran Yang Ilahi dalam hidup manusia”. ( Direk. Hal,6 al.3)
Memang tidak mudah menghayati hidup sebagaimana Keluarga Kudus hidup. Kita dapat menempuh proses imitasi dengan terus-menerus memandang, mengkontemplasikan setiap aspek kehidupan Yesus, Maria, Yosef. Kita belajar membatinkan nilai-nilai yang kita mengerti, kita pahami, kita lihat, terutama yang kita alami dalam hidup sehari-hari, sebagai bagian dari kehidupan Yesus, Maria, Yosef, kita meniru mereka dalam segala hal. Kita percaya bahwa latihan yang terus-menerus, tanpa lelah, atas bantuan rahmat Tuhan, kita boleh menampilkan hidup Keluarga Kudus.
Pada dasarnya seluruh kehidupan keluarga Kudus adalah kasih. Mengembangkan kasih dalam hidu sehari-hari, kasih yang murah hati, merupakan sebuah jalan menampilkan Keluarga Kudus.*
Recent Comments