Renungan Harian

RABU, PEKAN BIASA XXXI
Rm 13:8-10,  Mzm. 112:1-2,4-5,9; Luk 14:25-33
Yesus menandaskan tuntutan yang amat tegas tentang panggilan hidup untuk mengikuti Dia. Panggilan untuk mengikuti Yesus tidak dapat ditanggapi setengah-setengah. Sikap seperti itu merupakan salah perhitungan yang berakibat tragis. Sebab, menjadi murid adalah panggilan yang menuntut segala-galanya. Hal ini hanya dapat diwujudkan dengan kematangan kebebasan. Tuntutan tersebut dipertegas dalam dua perumpamaan tentang pembangunan menara dan raja yang hendak berperang.

Ada 613 peraturan yang ditetapkan dalam Hukum Taurat. Paulus meringkaskan semua aturan itu dengan mengutip Kitab Imamat 19:18 tentang mengasihi sesama. Pada diri Yesus, sesama bukan lagi hanya sekadar orang sebangsa atau saudara sedarah. Sesama adalah semua orang, siapa saja. Oleh karena itu, kasih pada diri Yesus adalah kasih yang sejati, kasih tanpa batas dan tidak ada yang dapat membatasi. Kasih seperti inilah norma bagi sikap dan tindakan setiap orang beriman dalam Yesus Kristus.
Kasih seperti apa yang sedang aku wujudkan dalam hidupku saat ini? Apakah aku mau mewujudkan kasih Kristus sebagai dasar, daya, arah dan tujuan hidupku?
Mari mewujudkan kasih Kristus di dalam seluruh hidup dan kehidupan kita. Menjadikan kasih itu sebagai dasar, daya, arah dan tujuan hidup kita.
Tuhan memberkati. (RD AMT)