RABU PRAPASKAH II
Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28.

Berhadapan dengan ancaman yang begitu hebat, nabi Yeremia berkeluh-kesah di hadapan Tuhan. Keluh-kesah ini merupakan sebuah doa penuh harapan. Sang nabi sadar bahwa satu-satunya harapan hanya pada Allah. Hanya Allah yang mampu memberikan jaminan di dalam situasi yang paling sulit sekalipun. Maka manusia harus berani berpasrah, berserah diri pada rencana dan kehendak Allah saja.

Dengan amat jelas tegas Yesus menyatakan penderitaan yang harus Ia hadapi, jalani dan lalui. Namun para murid-Nya tidak memahami apa yang dikatakan oleh Yesus. Mereka terfokus pada diri mereka sendiri. Akibatnya mereka tidak mampu juga mengerti apa arti kemuliaan yang sejati, hidup yang sejati: pelayanan dalam kerendahan hati, mencintai sehabis-habisnya dan akhirnya pengorbanan diri yang seutuhnya.

Sejauh mana aku telah membuka hati untuk selalu berpasrah pada rencana dan kehendak Allah? Apa fokus hidupku saat ini, apakah pada rencana dan kehendak Allah atau atau pada diriku sendiri?
Mari membuka diri seutuhnya pada rencana dan kehendak Allah. Mari membangun fokus diri kita pada rencana dan kehendak Allah.
Tuhan memberkati. ( RD AMT)