Syeriing Injil Lukas 10 : 25 – 37  Orang Samaria yang murah hati.

Merenung kisah ini, saya malah mengingat sebuah lagu Bunda Maria, Bunda yang berbelas kasih. Saya sangat tertarik dengan lagu ” Salam  Bunda yang berbelas kasih” , Salve Mater Micericordie”. Lagu Bunda  Maria yang selalu dinyanyikan di masa kecil yang dihapal luar kepala. Barangkali dari Buku lagu Jubilate atau buku lagu Syukur Kepada Allah, di masa lampau. Syair-syair lagu  bagi saya sangat indah.

” Salam  Bunda yang berbelas kasih, penuh rahmat sumber sukacita; Salam  Bunda penuh kebaikan, yang lahirkan Penebus dunia, Ya Maria. ( Refrein). Salam Bunda, ratu pujaanku, perawan murni kesayangan Allah, yang terpuji antara wanita, dan disanjung malaikat di surga, ya Maria.

Aku mengingat lagu ini, kala merenungkan  jalan belas kasih yang dilakukan oleh orang Samaria yang baik hati, yang dikisahkan dalam Injil hari ini. Orang Samaria yang tergerak hatinya oleh belaskasih, ketika melihat orang yang terluka tak berdaya di pinggir jalan. Harinya tergerak untuk menolong, membalut luka-luka, menaikkannnya di atas keledainya sendiri, membawanya ke tempat penginapan untuk dirawat lebih lanjut dan bersedia membayar seluruh biaya pengobatan. Kisah ini sangat hidup dalam ingatanku, dan pasti dalam ingatan semua orang Kristen. Kisah Orang Samaria, pernah kami perankan dalam dramatisasi Kitab Suci di masa kecil waktu masih duduk di sekolah dasar. Kisah yang  selalu indah yang mengajarkan untuk selalu bergegas menolong orang yang membutuhkan, tanpa melihat latar belakang apa pun.

Ada korelasi antara permenungan  orang  Samaria yang murah hati dengan Bunda yang kukenang sebagai Bunda yang berbelas kasih, yang penuh rahmat dan sumber sukacita. Syair indah yang mengingatkan saya, bahwa sungguh benar, Bunda Maria , Bunda yang berbelas kasih, yang selalu menolong anak-anaknya di setiap jalan hidupnya. Bunda yang selalu tergerak hati oleh belas kasihan melihat Putra-putrinya tergeletak di tengah perziarahan di dunia ini, karena berbagai-bagai kesukaran dan kesulitan, kelemahan dan keberdosaan, ketidakberdayaan dan kemalangan. Bunda Maria selalu ada dengan belas kasih yang melimpah,mendekati, memeluk, membalut luka hati, menghibur, menuntun, dan pasti membawanya kepada Yesus.

Bagiku, ini sangat nyata dan hidup  dan aku alami dalam keseharianku. Bunda yang selalu berbelas kasih kepadaku. Penginjil Yohanes bahkan  mengisahkan kisah indah peran Bunda  yang penuh belas kasih ini di pesta perkawinan di  Kana ( Yohanes 2 :1 -11). Tidak ada yang tidak dapat dilakukan Bunda. Bunda selalu tergerak hati oleh belas kasihan, telah menyelamatkan banyak orang dari situasi malang dan ketersesatan. Bunda Maria telah selalu menajdi Bundaku, yang selalu ada dan hadir setiap saat apalagi ketika aku membutuhkannya. Tanpa diberitahu, Bunda sudah lebih dahulu bergegas menolong. Sebelum semua energiku hilang lenyap, sudah ditambahkan kembali. Sungguh, Bunda yang luar biasa. Selalu dan berkali-kali dan pasti akan selalu menolong saat ini dan nanti, karena kasih dan belas kasihnya abadi.

Jika Orang Samaria yang murah hati ini, merupakan kisah perumpamaan Yesus, untuk menjawab pertanyaan orang muda, tentang siapakah sesamaku?, Bagiku,  Bunda Maria lebih dari semua kisah yang dikisahkan Yesus. Jalan cinta dan belas kasih Bunda Maria terlalu istimewa bagiku dan bagi banyak orang  pencinta Maria. Aku selalu akan mengagumi dan belajar untuk berjalan di jalan belas kasihnya. Aku ingin selalu memohon, dan menuliskan dalam benakku dan memahatnya dalam hatiku, kata-kata indah St Padre Pio tentang Maria, yang ditulis dan ditempelkan dalam pintu kamarnya, ” Maria adalah alasan untuk semua pegharapanku”, Izinkan aku menambahkan,  Maria adalah alasan untuk semua upayaku dan perjuanganku untuk meniti langkah di jalan belas kasih, tidak cukup dengan doa, kata-kata indah atau permenungan tetapi dalam tindakan nyata. Sebab itulah yang membawa sukacita bagiku, bagi orang lain, dan tentu bagi TUhanku.

Salam Bunda, yang berbelas kasih, penuh  rahmat, sumber sukacita, salam Bunda penuh kebaikan, yang melahirkan penebus dunia, Ya Maria. Ajarlah aku, tuntun aku bersamamu, meniti jalan belas kasih, sebagaimana diharapkan Putramu. JIka aku mengetahui semua itu, bantu aku untuk melakukannya seperti perintah Yesus. “Pergi dan perbuatlah demikian”. *hm