HARI KETIGA DALAM *OKTAF NATAL
PESTA ST. YOHANES, RASUL DAN PENULIS INJIL
1Yoh. 1:1-4; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Yoh. 20:2-8.
Kisah kebangkitan yang diceritakan oleh Yohanes amat menarik untuk disimak. Warta Maria Magdalena bahwa Tuhan diambil orang dari kubur-Nya membuat Petrus dan murid yang dikasihi berlari dengan tergesa-gesa ke kubur Yesus. Mereka melihat kain kafan dan penutup muka tergulung rapi. Melihat hal itu Petrus tetap terkejut, tetapi reaksi murid yang dikasihi adalah reaksi iman. Ia melihatnya dan percaya. Mengapa bisa terjadi demikian? Intensitas kasih dengan cepat mengantar sang murid yang dikasihi cepat untuk percaya. Kasih seperti itulah yang selalu mendorongnya untuk mengenali dan mengalami lebih dalam lagi hakikat kasih Allah yang terwujud dalam setiap peristiwa hidup. Pengalaman kasih itu juga yang memampukannya untuk setia, bahkan berani mengikuti Yesus Gurunya sampai di bawah kaki salib. Karena kasih itu jugalah kepadanya, sang Guru menyerahkan ibu-Nya kepadanya dan menyerahkan dirinya kepada sang ibu.
Pengalaman kasih itulah yang menjadi daya yang amat sangat kuat mendorongnya untuk mewartakan kasih itu kepada setiap orang. Pada pengalaman kasih itu ia memahami bahwa sang Firman Kehidupan itu adalah Kasih. Kasih itu juga memampukan dirinya untuk mengalami secara aktual apa yang telah didengarnya, dilihatnya, dan dirabanya menjadi sebuah warta kasih, sumber sukacita kehidupan. Karena pengalaman kasih itulah maka di akhir hidupnya pun ia hanya mengulangi lagi wejangan yang sama: “Anak-anakku, cobalah kamu saling mengasihi”.
Sejauh mana aku telah mengalami kasih Allah itu di dalam setiap peristiwa hidupku? Apakah kasih Allah itu telah menjadi daya bagi hidup dan kehidupanku?
Mari hidup dalam kasih Allah. Mari belajar pada Yohanes, sang murid yang dikasihi untuk mengasihi dengan kasih yang tak berkesudahan.
Tuhan memberkati. *RD AMT
Recent Comments