Merenung kemurnian hidup KKYMY berarti mengharuskan kita menggali unsur-unsur dan dimensi kemurnian KKYMY secara keseluruhan, tidak hanya badan, mental atau jiwa, tetapi  merenung kemurnian sebagai suatu cara mencinta, sebuah cara hidup yang sepenuh-penuhnya  terarah dan dipersembahkan kepada Allah dalam semangat cinta sejati.

Kata kemurnian, dari kata dasar murni. Kata murni dan kemurnian mengandung beragam arti tergantung konteks kalimatnya. Murni :  tidak bercampur dengan unsur lain, belum mendapat pengaruh luar, tulus, suci,  polos, sejati, asli, perawan. Kemurnian: keaslian, kesejatian, kesucian, kebersihan, kepolosan,keperawanan.[1] Kemurnian, murni ditempatkan juga dalam berbagai konteks antara lain kemurnian hati, kemurnian pikiran,kemurnian badan,kemurnian perasaan,kemurnian tindakan.Cakupan dari semua unsur badan,jiwa, hati, perasaan, pikiran dan tindakan inilah yang kita sebut kemurnian hidup. BERBAHAGIALAH ORANG YANG MURNI HATINYA; MEREKA AKAN MENGENAL ALLAH. MATIUS  5 : 8[2]

Menyelami Kedalaman Kemurnian Hidup KKYMY

Keluarga  Nasaret, Yesus, Maria dan Yosef hidup dalam kemurnian sejati. Maria, perawan yang dikaruniai,[3] yang murni jiwa raganya. Yosef, seorang yang tulus hati,[4] murni pikiran dan kehendaknya; Yesus, yang disebut Kudus, Anak Allah[5] Kemurnian yang mereka miliki dan hayati  merupakan suatu disposisi batin yang terbuka sepenuhnya, seutuhnya  bagi Allah. Di hadapan Allah, Maria selalu murni; Yosef selalu tulus dan setia; Yesus Yang Kudus Anak Allah yang selalu taat.

Dalam Keluarga Nasaret, Maria dan Yosef adalah pribadi yang berbahagia karena kemurnian hatinya. Mereka tidak hanya mengenal Allah, namun hidup bersama Allah yang menjelma menjadi manusia  dalam diri Yesus Kristus, yang dikandung oleh Roh Kudus[6] dan dilahirkan oleh Perawan Maria.[7] Kemurnian hati ini merupakan syarat untuk “melihat,mengenal dan mengalami Allah.[8]Allah ( Yesus , Allah Putra ) tinggal dalam keluarga mereka, Allah menjadi bagian sentral dalam rumah tangga mereka. Allah yang dapat disentuh dan menyentuh mereka, Allah yang mengalami suka duka bersama mereka dalam keluarga. ALlah yang bekerja bersama mereka dan menghidupi mereka. Semua pengalaman  bersama Sang Allah Putra dalam keluarga Yosef dan Maria di Nasaret, menjadi mungkin karena mereka ( Maria dan Yosef) memiliki disposisi hati yang murni di hadapan Allah. “Berbahagialah orang yang murni hatinya, mereka akan melihat Allah”

Bagi KKYMY, kemurnian hidup (pikiran, jiwa, raga, kehendak, kemauan) BUKAN tujuan hidup melainkan  suatu CARA MENCINTAI ALLAH, dengan  seluruh daya hidup ( akal budi, hati, jiwa, raga/tenaga) yang mereka miliki.[9] Kemurnian hidup yang dihayati  KKYMY merupakan ungkapan konkret totalitas persembahan diri, suatu persembahan hidup  kepada  Allah.[10

Dasar penghayatan kemurnian Hidup KKYMY

  • Cinta kasih Allah
  • Kesadaran diri sebagai Hamba  Allah
  • Harapan akan pemenuhan janji Allah

 Kesadaran akan cinta kasih Allah

Kemurnian yang dihayati KKYMY berlandaskan pada cinta kasih Allah sendiri yang begitu besar yang tak terkatakan, tak terbatas, tak terukur, tak terselami dan tak bersyarat.[11] Cinta kasih  yang merupakan karunia  itu mereka rasakan, mereka terima dan mereka salurkan kepada orang lain.[12] Bagi Maria dan Yosef, dipanggil dan dipilih secara khusus dan istimewa untuk ambil bagian dalam karya Allah  untuk keselamatan manusia  SUDAH merupakan WUJUD KASIH ALLAH yang konkret bagi mereka.

MARIA dan YOSEF, tanpa diskusi atau kompromi di antara mereka  berdua yang sudah bertunangan untuk  menjawab tawaran ALLAH dengan BEBAS. Sebab tawaran ALLAH bersifat PERSONAL/pribadi, untuk diri sendiri BUKAN orang lain. Karena hati Maria, hati Yosef  murni, tertuju sepenuhnya pada ALLAH, maka ketika berhadapan dengan ALLAH ( utusan Alalh/malaikat), Maria dan Yosef, tidak memikirkan orang-orang yang dikasihinya, tidak berpikir  bagaimana nanti keadaan dirinya, dan apa kata orang tentang mereka nantinya. Orang yang murni hatinya seperti Maria dan Yosef  tidak sempat berpikir yang lain karena tidak ada dalam pikiran mereka sesuatu yang lain, selain ALLAH saja. TIDAK ADA alasan apapun bagi orang yang murni hatinya, yang melihat Allah, yang mengenal ALLAH untuk  tidak menerima/menolak tawaran ALLAH. TIDAK ADA. Bagi Maria dan Yosef, ALLAH SAJA CUKUP ( SOLO DIOS BASTA).[13]  Yach…Maria dan Yosef, masing-masing mampu meninggalkan cita-cita, impian diri, mampu meninggalkan rumah dan kampung halaman (dari Nasaret ke Betlehem), bahkan mampu meninggalkan bangsanya ke tanah asing (dari Betlehem ke tanah Mesir). Maria dan Yosef mampu meninggalkan pekerjaan yang sudah lama digeluti, meninggalkan orang tua dan sahabat-sahabat  baik sejak kecil. Hanya orang yang murni hatinya, yang dapat berkata dan menghayati dalam hidupnya  bahwa  Allah saja cukup. Karena memiliki ALLAH berarti MEMILIKI SEGALANYA. Itulah yang terdapat dalam diri Yosef dan Maria. Juga Yesus yang paling utama : meninggalkan tahta-Nya di surga untuk menjadi manusia demi keselamatan kita.[14] Itulah kedalaman kemurnian hidup YESUS, MARIA dan YOSEF di Nasaret.

  • Kesadaran diri sebagai Hamba ALLAH

Di hadapan Allah, mereka sadar, mereka adalah ciptaan Allah yang secitra dengan-Nya. Mereka sadar, mereka adalah HAMBA yang hanya tahu melakukan apa yang dikehendaki SANG TUAN/RAJA  ( ALLAH sendiri).[15] Semangat dasar hamba adalah KERENDAHAN HATI. TIdak ada kerendahan hati, tidak ada kemurnian. Kerendahan hati dan kemurnian hati bagaikan  sekeping mata uang, tidak berdiri sendiri. Orang yang rendah hati, hatinya murni.Orang  yang murni hatinya, pasti rendah hati. Kesadaran diri seebagai hamba  Allah merupakan disposisi dasar kemurnian hidup.

  • Harapan akan pemenuhan Janji Allah

Di hadapan Allah, mereka hanya memiliki satu harapan, bahwa janji Allah akan tergenapi. Mereka menantikan dengan penuh harap kegenapan janji Allah.  Dalam kemurnian jiwa, Maria dan Yosef tidak hanya melihat atau mendengar  kegenapan janji Allah itu, tetapi  dalam keluarga Nasaret, janji Allah digenapi. Dalam diri Yesus Kristus Putra Allah, yang di dunia ini  sebagai manusia  HADIR ( lahir, menjadi besar dan kuat) “dipercayakan” kepada Maria dan Yosef untuk MENGHIDUPI (mengasuh,merawat, melindungi, membimbing, mendidik).  Kepada Yosef dalam mimpinya, malaikat sudah mengatakan bahwa hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi.[16]

Cukup bagi Yosef seorang yang tulus hati, penjelasan malaikat ini, Yosef NO COMMEN ( tidak ada lagi apapun untuk ditanyakan, didiskusikan, dipikirkan, diragukan), karena MEMANG sudah lama mereka merindukan dan berharap akan janji Allah. Sejak awal panggilannya untuk ikut serta dalam karya keselamatan Allah, sampai akhir  hidupnya YOSEF DIAM dan MELAKSANAKAN SEGALA YANG HARUS DILAKSANAKAN DALAM BIMBINGAN ROH ALLAH, karena sejak awal Yosef sudah tahu dan mengerti, siapakah gadis yang dicintainya, siapakah Anak Yang dikandung kekasihnya, dan siapakah yang menyatakan FIRMAN itu kepadanya melalui mimpi. Kemurnian hidup Yosef ditopang sepenuhnya oleh harapan akan kegenapan janji Allah dan kasih Allah sendiri. Bagi Yosef, cukup sekali saja sudah lebih dari cukup Allah meyakinkannya, tentang misteri keselamatan. Bagi Maria, juga cukup sekali saja, didatangi malaikat, selanjutnya mereka berjuang dengan disposisi kemurnian hati yang terbuka, terarah sepenuhnya pada Allah. Bagi Yesus, semua sudah cukup.

  1. Disposisi batin KKYMY yang murni tampak dalam seluruh gerak-gerik hidup mereka, keputusan dan komitmen melakukan keputusan hati dalam ketaatan iman. Beberapa unsur atau sifat yang menyokong  kemurnian hidup KKYMY sbb :

 

  • Tulus hati; hati yang lurus, terarah dan selalu tertuju pada Allah[17] Mereka memandang kehendak Allah sebagai tugas penting dalam mencari dan mendengarkannya.[18]
  • Terbuka; mendengar, menerima, berani berdialog dan menjawab tawaran Allah.[19] Mereka menerima kehadiran Yesus dengan iman dan penuh syukur.[20]
  • Rela melepaskan/meninggalkan/menanggalkan rencana, keinginan, kemauan dan kehendak diri sendiri.[21]
  • Siap Sedia menyesuaikan diri dengan rencana dan kehendak Allah[22]
  • Andalkan Allah; membawa semua realita hidup di hadapan Allah, merenung dalam terang iman dan menyerahkan semuanya kepada Allah[23] Dalam seluruh hidup Maria di Nasaret dan mengikuti “perkembangan puteranya”, seluruhnya diserahkan kepada  Perjalanan Salib menuju Kalvari, berani ditatap,dipandang, ditapaki, dihayati  dengan jiwa besar. “TERJADILAH menurut kehendak-MU. Allah yang diandalkan.
  • Sederhana;[24] Di rumah Nasaret ada kesederhanaan.Yesus, Maria dan Yosef, orang-orang sederhana dan menghayati hidup sederhana seperti manusia lain di sekitarnya. Suatu kesederhanaan yang tetap dan langgeng, tidak tergantung situasi/kondisi dan tempat, tidak terpengaruh status, usia, pekerjaan, mode. Di Nasaret, di Betlehem, di Mesir dan kembali di Nasaret, di Yerusalem dan di Kalvari ( Yesus). Di Nasaret, Yesus tetap seorang anak dalam Keluarga Yosef dan Maria.Yesus tetap sederhana meski disapa guru,”Rabi” dan memiliki banyak pengikut. Maria tetap wanita biasa dan seorang ibu meski disapa Elisabet sebagai Ibu Tuhan.Yosef, keturunan raja Daud, namun hidup sederhana seperti orang lain. Mereka tidak memiliki barang mewah dalam rumah mereka, juga tidak ada barang-barang remeh temeh, tidak ada hiasan atau figura di rumah mereka. TIDAK ADA.yang ada hanya KASIH. Mereka bekerja, mereka makan untuk hidup. Tidak ada kelimpahan materi, tetapi KAYA berkat Ilahi.[25] Kesederhanaan batin yang dihidupi dari kemurnian hati.
  • Taat perintah Allah[26] yang berbicara dalam berbagai cara ( mimpi, hukum pemerintah dan hukum Taurat)[27]
  • Selalu mencari ALLAH;[28] KKYMY selalu mencari Allah,meskipun mereka tahu/sadar ALLAH HADIR di tengah keluarga mereka, bahkan Allah tinggal bersama mereka. Yesus , Putra ALLAH ( ALLAH PUTRA), juga tetap mencari Bapa-NYA. Yosef dan Maria sangat gelisah, sangat menderita atas tiadanya Yesus di rumah mereka.Dalam kemurnian dan kerendahan hati,Yosef dan Maria menganggap mereka tak pantas lagi merawat-Nya di dunia ini. Mungkin mereka merenung :”siapa tahu, mungkinkah aku tidak melayani-Nya sebagaimana seharusnya,mungkin aku bersalah dan lalai sebab itu Ia meninggalkanku”. Dan mereka mencari-Nya dengan cemas dan penuh harapan segera mendapat-Nya kembali. Jiwa yang murni, penuh ketulusan cinta, merasakan kesedihan dan kecemasan mendalam ketika kehilangan TUhannya, sebab KEHILANGAN ALLAH berarti KEHILANGAN segalanya.
  • Selalu TINGGAL bersama; makan bersama, berdoa bersama, bekerja bersama-sama, bersama-sama mencari kehendak Tuhan, bersama-sama melaksanakan perintah Tuhan. Di Nasaret; Yesus, Maria dan Yosef selalu bersama. Dalam kebersamaan ada kesatuan hati, dengan ALLAH dan kesatuan hati di antara mereka. Mereka hidup dan bekerja sesuai peran masing-masing, namun ada kesatuan hati, kesatuan jiwa dan kesatuan Roh. Mereka memiliki satu visi yakni keselamatan dan misi yang sama yakni MENGASIHI.

Kemurnian hidup mewujud dalam realitas melalui sebuah proses yang melibatkan akal budi, kehendak bebas dan keputusan hati. Proses ini  bernuansa kontemplatif yang mengharuskan seseorang yang rindu memandang wajah ALLAH berproses, melalui tahap-tahap dan keputusan hati yang tetap. Sebab tidak mudah melihat Allah dan mengalami Allah. Allah memperlihatkan diri-Nya, menyatakan kehendak-Nya kepada orang –orang kecil[29] dan yang murni hatinya.[30] Allah menghargai proses BUKAN hasil. Allah berkenan “mengikuti proses” bahkan “berproses” bersama manusia  yang merindukannya. Kemurnian hidup KKYMY  merupakan sebuah proses, proses untuk mencintai Allah dalam seluruh keberadaan hidup. Karena merupakan sebuah proses hidup, proses mencintai, maka berlangsung seumur hidup, dari Betlehem sampai Kalvari, dari Nasaret sampai Yerusalem surgawi. Inilah salah satu cara KKYMY berproses dalam menghayati kemurnian hidup menuju totalitas cinta akan Allah.

  • SEDIA waktu untuk Allah ( waktu berdoa),
  • SIAP MENDENGARKAN sapaan Allah dalam realitas waktu tsb,
  • SIAP Merenung ( berpikir dalam hati, menimbang-nimbang),
  • SIAP Berdialog dengan Allah
  • SIAP Menderita/berkorban. Keputusan untuk taat, memihak Alla, agar hidup bagi ALLAH saja yakni hidup yang menampakkan kehadiran Allah yang nyata,yang bisa ditangkap dan dilihat, ditiru orang lain.[31]

Menengok penghayatan Kemurnianku dalam KKYMY

KKYMY menghayati kemurnian hidup sebagai suatu cara mencintai Allah secara penuh dalam totalitas pengabdian yang dijiwai cinta sejati. KKYMY  bergumul dalam proses panjang mencintai ALLAH yang hadir, tinggal di antara mereka dan menyalurkan kasih Allah yang mereka terima dan alami kepada segenap umat manusia.[32] KKYMY memposisikan diri sebagai hamba Allah yang murni hatinya dan setia. KKYMY memandang Allah sebagai segalanya, dasar dan sasaran iman, harapan dan tujuan hidup mereka. KKYMY hidup bersama dengan peran masing-masing dalam satu rumah  di Nasaret dengan suatu cara yang suci, dalam kegembiraan dan sukacita.KKYMY mewujudkan cinta yang total adalam kemurnian hati, tubuh dan jiwa dengan menunaikan tanggung jawab  perutusan sampai tuntas. KKMYM menampakkan kemurnian hidup dalam kesatuan dengan ALLAH sendiri dan kesatuan hati di antara mereka sebagai keluarga dalam keterlibatan dengan komunitas keluarga lain di sekitarnya.

Cermin Penghayatan Kaul Kemurnianku menurut Konstitusi ( Konst. 30-34)

  • Kemurnian bukan tujuan hidupku masuk biara. Kaul kemurnian yang kuucapkan dan diperjuangkan dalam keseharian merupakan suatu cara mencinta yang aku pilih dengan bebas untuk semakin mencintai Allah dengan bebas melalui pembaktian diriku secara utuh.Kaul kemurnian bagiku merupakan anugerah Allah, yang telah membuatku menjadi lebih bebas, bebas untuk memberi kesaksian tentang hidup baru dan abadi.[33]
  • Dengan mengucapkan kaul kemurnian aku telah berjanji kepada Allah di hadapan sesama dan pimpinan untuk menyatukan diriku secara khusus dengan Kristus, hari demi hari untuk turut  ambil bagian dalam cinta Kristus  kepada umat manusia  demi Kerajaan Allah dengan tidak kawin, tidak terikat dengan seseorang lain, dengan sesuatu, dengan jenis pelayanan tertentu, status/jabatan, barang/sarana yang aku pinjam pakai dalam pelayanan kerasulan. Aku menghayati kaul kemurnian sebagai usaha dan proses pendewasaan diriku secara khusus untuk semakin mencintai Tuhan secara lebih murni dan total dengan melakukan karya cinta kasih.[34]
  • Aku memahami bahwa tidak kawin demi Kerajaan Allah, tidak mudah karena melawan kodrat kemanusiaanku sebagai makluk sosial dan makluk seksual. Tetapi aku telah memilih menghayati hidup sebagai seorang makluk religius.Aku selalu kembali menimba inspirasi baru dalam pribadi KKYMY.Aku memperdalam hidup doa,kebaktian mesra dengan Yesus dalam Ekaristi, adorasi, berelasi mendalam dengan Bunda Maria pelindung para perawan  melalui doa Rosario tiap hari dan devosi kepada  bapa Yosef penjaga para perawan.[35]
  • Aku memandang kaul kemurnian yang kuucapkan dan kuhayati merupakan anugerah luhur dan istimewa dari Allah untukku. Sebab aku sadar tidak semua orang, semua perempuan dianugerahi hidup perawan, hidup bakti seperti yang sedang aku jalani ini saat ini. Aku sadar sepenuhnya bahwa aku butuh dicintai, diperhatikan, dihargai, dimengerti oleh pimpinanku, sesamaku dalam komunitas dan di tempat kerja serta dalam pelayananku dan semua orang yang kujumpai. Aku sadar, aku sering juga merasa kesepian meski ada di tengah kebersamaan dengan sesama. Aku sadar dan tahu bagaimana caranya mengembangkan hidup dalam persaudaraan sejati di komunitasku dan di tempat pelayananku; aku menerima dan mengakui keberadaan para susterku satu persatu, pemimpinku, suster senior, suster medior, suster yunior, para novis, postulant, aspiran dan teman seangkatanku. Aku mencintai mereka dan mempercayai mereka, aku mengampuni mereka jika mereka salah paham, salah kata, salah tindakan yang menyakiti hati dan perasaanku.Aku menolong mereka untuk menghayati kaul kemurnian dengan caraku sendiri antara lain aku selalu mendoakan dan mempersembahkan mereka pada Tuhan tiap-tiap hari, karena aku berharap mereka semua juga setia, kami semua setia sampai mati. Aku berusaha hidup baik sehingga cara hidupku yang benar tidak menjadi batu sandungan bagi sesama susterku yang masih lemah, labil, kurang pengertian/pemahaman, kurang dewasa untuk meniru yang kurang baik dariku atau sesama yang lain.[36]
  • Aku sadar ketika aku mengucapkan dan menghayati kaul kemurnian, aku wajib bertarak sempurna, tidka kawin selamanya. Aku sadar aku harus membiasakan diri mengembangkan keutamaan pengendalian diri yang merupakan ibu dari keutamaan kemurnian. Aku bisa jaga diriku dari pergaulan yang berlebihan dengan lawan jenis, aku bisa membatasi diri dari godaan, aku tahu batas dengan siapa aku berkomunikasi, bergaul dan bekerja dan bagaimana menghargai mereka. Aku sadar, aku harus ingkar diri/askese dari keinginanku yang tiba-tiba muncul seperti anak remaja atau OMK  atau ibu-ibu di luar sana yang bersenang-senang dengan kembangkan bakat,kumpul-kumpul, nyanyi/dance bareng, chattingan sampai jauh malam, shopping, atu habiskan waktu untuk luluran/spa/atua sekadar tidur-tiduran sambil baca novel/ngemil,. Aku tahu dan sadar aku seorang suster yang sedang berproses untuk hidup dalam kemurnian hati yang terus-menerus kepada Tuhan, sehingga aku menghindarkan diri dari kesempatan berbuat dosa, antara lain tidak akses situs porno dalam HP atau laptopku, tidak membiarkan perasaan hatiku  tersentuh oleh film-film super romantis yang bisa buat aku berkhayal berlebihan dan membuat  aku tidak tenang dan merasa bersalah sendiri. Aku tahu semua itu,  aku tahu siapa aku, orang berdosa yang rapuh dan mudah jatuh. Aku juga tahu, dan dengan sadar berani tinggalkan semua itu.Aku tahu godaan berbuat dosa terus mengintip dan membuntui langkahku  ke mana pun aku pergi dan di mana pun aku melangkah seumur hidupku.Aku juga tahu, untuk apa aku korbankan semua itu, yakni untuk Allahku yang kucintai dan hendak kubaktikan seluruh jiwa ragaku semurni dan seutuhnya. Jika tidak, dan sekarang aku lalai jaga diriku, jaga hati dan pikiranku, dan tidak berusaha mati raga, sia-sialah pengorbananku yang dulu-dulu. [37]

Pertanyaan Refleksi Pribadi

  1. Bagaimana perasaan dan kesan saya terhadap realita diriku setelah merenung kemurnian hidup KKYMY dan mencoba bercermin dari cermin penghayatan kaul menurut Konstitusi? Mengapa?
  2. Bagaimana ukuran kelayakan kemurnian saya dibandingkan dengan kemurnian hidup KKYMY?
  3. Kemurnian hidup yang bagaimana dan seperti apa yang saya hidupi selama ini? Apakah sudah seperti yang tertulis dalam cermin penghayatan tsbt? Apa kendala/tantangannya

Sumber : Konstitusi,Direktorium,Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari