Renungan Harian

SELASA, PEKAN BIASA XXXIII
PERINGATAN WAJIB SANTA PERAWAN MARIA DIPERSEMBAHKAN KEPADA ALLAH
2 Mak 6:18-31; Mzm. 4:2-3,4-5,6-7; Luk 19:1-10
Eleazar menjadi kisah beriman yang amat teguh menunjukkan tanggung jawab kepada diri sendiri dan sesamanya. Ia tetap teguh dan setia pada imannya dalam situasi apa pun. Ia menjadi contoh agung bagi setiap orang beriman. Sikap teguh mempertahankan imannya menjadi kekuatan bagi hidup, juga dalam situasi yang amat sulit. Keteguhan dan kesetiaan itu disimpulkan dalam pilihan bebasnya untuk menghadapi penderitaan secara bebas dan bergairah.

Zakheus menjadi sosok yang menarik untuk diperhatikan. Ia menjadi contoh murid yang mewujudkan transformasi hidup. Badannya yang pendek, hambatan dari orang-orang lain, tidak menghalangi usahanya untuk mengenali Yesus. Justru keterbatasan tersebut mendorongnya untuk secara kreatif berusaha dan menaruh harapan pada Yesus. Penerimaan Yesus menjadi kesempatan yang memberikan daya dan gairah lebih lagi baginya. Ia bertransformasi dalam sukacita dan kegairahan iman yang kreatif.
Santa Maria adalah contoh murid utama Yesus. Terdorong oleh Roh Kudus ia mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Ia melaksanakan kehendak Allah secara sempurna dan menjadi Bunda Yesus. Ia mempertanggungjawabkan semua anugerah yang telah diberikan Allah kepadanya.
Sejauh mana aku telah mewujudkan transformasi hidupku sebagai persembahan diri seutuhnya kepada Allah? Apakah keterbatasan dan hambatan dari luar telah menjadi daya kreatif bagi transformasi dan pesembahan diriku? Dalam hal apa aku telah mewujudkan transformasi dan persembahan diriku?
Mari mewujudkan transformasi hidup kita sebagai persembahan diri seutuhnya kepada Allah bersama Santa Perawan Maria.
Tuhan memberkati